Monday, April 20, 2015

TULISAN 1 (BAGIAN 2) SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

IVAN F. WICAKSONO
3EA24 / 13212867


 

KESALAHAN "DARIPADA"


Lampung Post, 13 April 2011.

Para penutur bahasa Indonesia sudah sepatutnya dapat menggunakan kosakata yang dikuasainya dengan tepat. Penggunaan kosakata yang tepat akan menghasilkan pembicaraan yang enak didengar. Sebaliknya, jika penggunaan kosakata tidak tepat, pembicaraan tidak mustahil membingungkan pendengar. Akibat pemilihan kata yang kurang tepat, kalimat menjadi samar-samar atau bahkan menggelikan. Ada juga pemilihan kata yang tidak tepat yang masih dapat dipahami oleh orang lain, tetapi dari segi kaidah penulisan kata, kata yang dipilihnya tidak termasuk kata baku.

Dalam hal inilah, pemilihan kata itu penting dilakukan dengan cermat agar kalimat yang disusun dapat dicerna dan dipahami pendengar dengan baik. Misalnya, sangat banyak penggunaan kata “daripada” yang bukan pada tempatnya. Sebaliknya, ungkapan yang harusnya menggunakan “daripada” diganti dengan kata lain. Mari kita lihat contoh kesalahan pemakaian kata “daripada” satu per satu.

Pada umumnya, kesalahan pemakaian kata “daripada” yaitu kata tersebut ditulis terpisah yaitu “dari pada”. Menurut Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, kata itu harus ditulis serangkai.

Kesalahan lain, digunakannya kata perangkai “daripada” untuk menghubungkan predikat dengan objek kalimat. Contohnya, “saya tidak dapat menyetujui daripada pendapatnya”.

Dalam hal ini kesalahan itu terjadi karena tidak diperhatikannya ketentuan bahwa apabila suatu kalimat antara predikat dan objeknya tidak perlu ditambahkan kata perangkai. Dalam kalimat tersebut kata “daripada” tidak diperlukan. Jadi, yang betul ialah, “saya tidak dapat menyetujui pendapat itu”.

Kesalahan lainnya lagi, kata “daripada” sering digunakan untuk menyatakan milik. Contohnya, “amanat daripada kedua orang tuanya”. Dalam bahasa Indonesia, hubungan milik sudah cukup dinyatakan dengan menjajarkan kata yang menyatakan sesuatu yang dimiliki dengan kata yang menyatakan pemiliknya. Kata amanat dijajarkan dengan kedua orang tuanya menjadi amanat kedua orang tuanya. Kalimat tersebut sudah menyatakan bahwa amanat itu milik kedua orang tuanya. Jadi, dalam hubungannya dengan penandaan hubungan milik, kata “daripada” tidak diperlukan. Hubungan milik itu sudah cukup dinyatakan dalam jajaran kata, amanat kedua orang tuanya.

Pemakaian daripada tidak dilarang asalkan saja pemakaiannya harus tepat. Dalam bahasa Indonesia, kata “daripada” digunakan untuk menyatakan perbandingan. Misalnya, “nilai ekspor Indonesia pada tahun 2010 lebih besar daripada nilai ekspor tahun sebelumnya.” Selain perbandingan, ada fungsi “daripada” yang menyatakan pilihan: Contohnya, “lebih baik belajar daripada tidur.”
Kalau bukan menunjukkan makna perbandingan dan pilihan, penggunaan kata “daripada” tergolong pemakaian yang keliru.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, saya rasa bentuk-bentuk kesalahan pemakaian kata “daripada” di atas adalah cermin kekurangsetiaan kita dalam berbahasa Indonesia. Nah, kembali pada kesalahan pemakaian kata “daripada” yang akhir-akhir ini sudah banyak digunakan, marilah kita segera meluruskannya.

No comments:

Post a Comment