3EA24 / 13212867
KARANGAN ILMIAH, KARANGAN NON ILMIAH,
DAN METODE ILMIAH
Karangan merupakan karya
tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam
artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah,
karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.
1. Karangan
ilmiah
Karangan ilmiah adalah
biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya
jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,
laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu,
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
Ø Sebagai wahana melatih
mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah
yang sistematis dan metodologis.
Ø Menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Ø Karya ilmiah yang telah
ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah
dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Ø Membuktikan potensi dan
wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
Ø Melatih keterampilan dasar
untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah
berikut:
·
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif;
·
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai
sumber;
·
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan
sistematis;
·
Memperoleh kepuasan intelektual;
·
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
·
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian
selanjutnya
Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi
karakteristik utamanya, yaitu :
a.
struktur sajian
Struktur sajian karya
ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian
inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup
merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
b.
komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah
bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c.
sikap penulis
Sikap penulis dalam karya
ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata
ganti orang pertama atau kedua.
d.
penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas, karangan ilmiah juga
mempunyai sifat-sifat, antara lain:
Ø Kejelasan. Artinya semua
yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
Ø Kelogisan. Artinya
keterangan yang dikemukakan masuk akal.
Ø Kelugasan. Artinya
pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
Ø Keobjektifan. Artinya
semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
Ø Keseksamaan. Artinya
berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun
kecilnya.
Ø Kesistematisan. Artinya
semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan
kesinambungan.
Ø Ketuntasan. Artinya segi
masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut
diantaranya :
1.
Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan
penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan
Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen
Kebudayaan, dsb.
2.
Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik
sarjana strata satu (Si).
3.
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata
dua (S2), yaitu Master.
4.
Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik
strata tiga (S3), yaitu Doktor.
5.
Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan
terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
6.
Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang
dilandasi dengan teori
2. Karangan
Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
ü Ditulis berdasarkan fakta
pribadi,
ü Fakta yang disimpulkan
subyektif,
ü Gaya bahasa konotatif dan
populer,
ü Tidak memuat hipotesis,
ü Penyajian dibarengi dengan
sejarah,
ü Bersifat imajinatif,
ü Situasi didramatisir,
ü Bersifat persuasif.
ü Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
a.
Dongeng
b.
Cerpen
c.
Novel
d.
Drama
e.
Roman
sifat karya non ilmiah:
1.
emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang
terkadang melampui kebenaran,
2.
persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca,
3.
deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan
fakta, dan
4.
terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama
dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel,
puisi, komik dan lain-lain yang semisalnya
3. Metode
Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan
suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara sistematatis
berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan
yang sedang dihadapi. Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Sistematis disini
memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan
yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah
sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Metode Ilmiah menggunakan langkah-langkah yang
sistematis dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam
tahap, yaitu :
1.
Mengadakan penelitian lalu merumuskan masalah,
2.
Mengumpulkan data- data atau keterangan yang ada,
3.
Menyusun hipotesis atau hipotesa,
4.
Menguji hipotesis atau hipotesa dengan melakukan percobaan
atau penelitian,
5.
Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode
statistik untuk menghasilkan kesimpulan, dan
6.
Menguji kesimpulan.
Tujuan dalam mempelajari
metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh
karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau
mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan
ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti
oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari
metode ilmiah :
a.
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara sistematis,
b.
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis,
dan
c.
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan
karangan ilmiah.
Selain tujuan, terdapat
pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah. Berikut manfaat dari metode
ilmiah :
a.
Untuk menghasilkan penemuan berguna,
b.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
c.
Untuk memecahkan suatu masalah dengan penalaran, dan
d.
Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang belum
terungkap.
Kriteria Metode Ilmiah
supaya dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Berdasarkan fakta,
2.
Bebas dari prasangka,
3.
Menggunakan prinsip analisa, dan
4.
Menggunakan hipotesa.
Metode itu sendiri dapat
diambil dari berbagai cara, yaitu :
a.
Prasangka, yaitu suatu anggapan benar yang kemungkinan benar
atau kadang-kadang, malah tidak benar.
b.
Intuisi, yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari
perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.
c.
Trial and error, yaitu metode coba-coba atau untung-untungan.
Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu
sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak
mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian
yang baik dan hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan
dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara
sehan, dan penulisan karya ilmiah.
Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.
Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :
a.
Obyektif terhadap fakta.
b.
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data
yang mendukung kesimpulan itu.
c.
Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang
lain.
d.
Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
e.
Bersikap hati-hati.
f.
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang
tinggi.
g.
Sikap menghargai karya orang lain.
h.
Sikap tekun.
i.
Sikap berani mempertahankan kebenaran.
j.
Sikap menjangkau ke depan.
Di dalam melakukan
penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen.
Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan. Untuk itu, kita
perlu mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat
berjalan dengan baik.
Referensi:
No comments:
Post a Comment